Prinsip Ruang Keluarga

Kalau ditanya apa bagian terpenting dari rumah ??

maka akan saya jawab hakikat rumah itu adanya bukan di fisik, tapi di dalam keluarga. fisik rumah cuma wadah sementara bagian utamanya adalah penghuninya, interaksinya, akurnya, kasih sayangnya,

Inilah yang jadi penyebab

Mengapa ruang keluarga itu harus bekerja seperti magnet, dia harus punya fitur yang bisa menarik semua orang di rumah supaya berkumpul di ruang ini.

Untuk penerapannya,

Ruang keluarga itu gak boleh sampai terpisah secara total dari ruang lain yang ada di rumah. jangan sampai orang di lantai bawah kalau mau manggil orang di lantai atas jadi harus ngechat lewat whatsapp segala.

Harusnya yang bener tuh,

Ruang keluarga itu harus punya koneksi visual dengan ruang lain. entah pake void, split-level, lantai kaca, apapun itu. Jadi kalau ada orang di lantai atas, kita bisa saling liat dan tetap bisa saling berinteraksi. Gak cuma sekedar whatsapp aja.

Kasus di jaman dulu

Ruang keluarga bisa jadi magnet karena dulu ada TV. Dulu belum ada kebiasaan orang rebahan di kamar main hp sampai berjam-jam. Otomatis orang bakalan ngumpul terus.

Kasus di jaman sekarang,

Sofa dan TV belum tentu menarik penghuni rumah kesini. Ruang keluarga cuma bisa jadi pajangan doang. bapak, ibu, adek, kakak, semua seharian cuma di kamar.

Namun sayangnya, mayoritas masyarakat kita masih belum sadar tentang  hal-hal macam ini. Ruang keluarga kalau isinya bukan sofa, meja dan TV dianggap belum umum. Developer perumahan juga pasti mikir kalau bikin rumah yang aneh-aneh nanti bakal ada yang beli gak yaa, jangan jangan ntar gak laku.

Padahal kalau mau, aslinya tuh banyak cara untuk bikin ruang keluarga yang bisa narik penghuni supaya akrab. Kalau memang ada yang doyan nonton TV, kenapa pula perlu ada ruangan khusus buat nonton TV?

Mendingan ruang itu dipake buat tempatnya rebahan, main hp, main laptop,nonton netflix, makan dan sebagainya.

keluarga jadi ngumpul, rumah pun jadi hidup.

Mending Beli atau Bangun?

Beli atau bangun rumah bisa di analogikan seperti makan burger. kalau makan burger, pilihannya ada dua. bisa masak sendiri atau beli di restoran, KFC atau burger king.

Perbandingannya seperti ini:

  • Kalau beli sendiri  kita bisa berkreasi sesuka hati.mau dikasih sosis kek, telur atau apapun itu boleh aja.Kita gak perlu ikut terpaku dengan resep punya orang.
  • Tapi kalau beli jadi, kita mesti pasrah dengan menu yang ada. Request mungkin bisa tapi cuma kecil-kecil aja. ga pake saos,kejunya dibanyakin, dan sebagainya.

Nah untuk effortnya pasti jauh beda:

  • kalau makan di restoran kita tinggal duduk manis nungguin burgernya jadi. pokoknya pesan, bayar, makan, pulang.
  • kalau bikin sendiri mulai dai belanja, masak, bahkan cuci piring pun kita sendiri yang ngerjain. minimal ngordinir gitu.

tapi secara harga masak sendiri sudah pasti jauh lebih murah. sedangkan beli di restoran kita harus bayar restoran untuk biaya marketing, biaya pelayanan, biaya profit, dan sebagainya. Begitupun dengan rumah, bangun sendiri dan beli rumah jadi sebenarnya gak ada yang lebih bagus. semua tergantung kebutuhan.

Bedanya dengan burger: 

rumah itu harganya mahal, sehingga di beberapa kasus kita terpaksa nyari orang yang jual dengan opsi nyicil. sementara kalau bangun sendiri, untuk nyicil kita harus ngajuin kredit sendiri, kalau gamau ya gak bisa nyicil.

Tapi disisi lain burger kalau kita gak doyan, nyeselnya cuma sehari dua hari. Tapi kalau rumah, kalau sampai gagal yaa terpaksa kita harus terima sampe mungkin seumur hidup.

Kesimpulannya, kalau anda punya kebutuhan

  • harus punya rumah buru-buru
  • gamau effort dan report
  • sukanya terima jadi

maka beli rumah jadi lebih baik. tapi kalau di luar itu, jelas bangun sendiri akan jauh lebih bagus di segala sisi, mulai dari segi harga, fungsi, tampilan, dan segalanya. pilihannya ada di tangan anda.

pengen konsultasi tentang pembangunan rumah, renovasi atau interior hubungi kami di

wa: https://wa.me/6289677302811

Dua Tipe Taktik Untuk Nyicil Bangun

Bayangin ada 2 orang mereka berdua punya tanah, butuh rumah, tapi duitnya gak banyak. jadi mereka mau bangun rumah secara bertahap.

Karena mereka teman dekat akhirnya bu riri dan bu rara ngebangun pake mandor yang sama, biar gampang kita sebut aja namanya pak toni.

  • Di pembangunan tahap 1: Pembangunan berjalan sangat lancar. kualitas kerjaan si pak joni dirumah bu rara dan bu riri sama sama bagus.
  • Tapi di tahap 2: Akhirnya bu riri dan bu rara terpaksa pake jasa mandor lain, yaitu pak jono.

Dalam studi kasus:

  • Di kasus bu riri kerjaan pak joni yang jaman dulu sudah tuntas. rumahnya masih kecil tapi udah jadi. efeknya pak jono gak akan pusing untuk urusan rumah bu riri. tinggal fokus aja di bagian yang dia kerjain. Misal disuruh bikin kamar, yaa bikin kamar aja.
  • Di kasus bu rara rumahnya itu belum jadi.bisa dibilang pak jono nerusin kerjaan yang dulu belum kelar. di rumah bu rara pak jono jadi pusing. ada bagian yang dia kira sudah beres, eh ternyata belum. ada yang dikira gini, ehh ternyata jadi gitu.

Kondisi pun berbeda:

  • Di rumah bu riri, rumahnya sangat terawat karena rumahnya udah jadi, bu riri jadi tinggal di sini. Dia tiap hari buka jendela, nyapu, ngepel, dsb. Rumah bu riri gak terlantar dan dirawat terus.
  • Di rumah bu rara, rumahnya belum jadi. di rumah bu rara komponen yang sudah terbangun jadi terlantar. sering kehujanan, kepanasan, bahkan bisa aja ada maling yang nyolong.

Pada saat masalah terjadi:

  • Bu riri dengan gampang akan tau mana urusan siapa. Di rumah bu riri, kal dapur ada masalah berarti urusan pak jono. tapi kalauada problem di kamar, berarti itu urusan pak joni. EASY KAN?
  • Sementara bu rara, dia susah menentukan tanggungjawab. katanya pak joni kerjaan di sudah beres, tapi kata pak jono harusnya itu kerjaan pak joni. begitu aja terus. Proyek lanjutin kerjaan tuh pasti gini.

Inilah yang jadi alasan kenapa banyak arsitek ataupun kontraktor yang well-estabilished sering menolak proyak yang dicicil per kompenen. ini bukan tentang duit, kalau memang mau rumah nyicil beolh boleh aja. tapi cicilnya per area. kalau perkompenen, manajemen dan kontrolingnya penuh resiko

Ibarat masak kalau pas belanja ke pasar duit kita dikit, maka cara yang benar adalah bikin porsinya tuh yang dikit. bukan justru belanja porsi banyak tapi tidak lengkap, masakannya gak jadi,terus dilanjutin kapan-kapan.

Kontraktor Palembang-Bangun Rumah itu Kayak Masak

Meskipun anda doyan makan Pempek, bukan berarti anda bisa bikin pempek. karena makan dan masak itu berbeda.

Tau cara rebus air bukan berarti bisa bikin opor ayam. meskipun kuah opor harus direbus, bukan berarti opor itu modalnya cuma tau rebus air doang.

Desain rumah pun, kira kira juga sama. Hanya karena anda sering liat rumah bagus, atau tau teknis dikit-dikit, bukan berarti anda bisa desain.

Pernah nyoba merhatiin nggak?  jarang banget ada orang yang gak salah ketika pertama kali masak. pasti ada aja masalahnya, kurang garam lah, kemanisan, atau bahkan masakannya gosong dan gak bisa dimakan. Ujung-ujungnya terpaksa dibuang.

ketika kita gak bisa masak, kita bisa minta tolong sama mama, bibi, mbak, atau siapapun yang ada pengalaman masak. enggak jarang, pilihan paling praktis adalah beli diluar. Ketika beli makanan diluar, maka kita bayar itu ada 2 yaitu:

  1. Bahan makanannya, misal nasi, sayur, daging, atau telur.
  2. Jasa pembuatnya yaitu koki yang maskin semuanya.

Masakan yang enak belum tentu penyebabnya karena bahan aja, daging wagyu kalau yang masak abang-abang warung, belum tentu lebih enak dari daging lokal yang dimasak sama chef Arnold. Bahan yang murah kalo kokinya yang masak hebat, bisa aja rasanya jadi kayak makanan kelas premium.

Bangun rumah juga sama, ketika kita bikin rumah kita keluar duit untuk 2 hal yaitu

  1. Hard-Cost yaitu material fisik, misal bata, beton, genteng dan keramik.
  2. Soft-Cost yaitu otak yang mengatur, misal desainer, ahli struktur, dan kontraktor.

Banyak orang yang ragu spend duit di soft-cost, karena mengira hard-cost itu lebih menentukan kualitas.  padahal kalo yang masak bagus, rumah dengan budget kecil bisa punya kualitas yang setara rumah mahal.

 

Perbedaanya itu ibarat makanan yang gosong

Kalau masak misalnya gosong, modal yang angus nilainya hanya puluhan ribu. Bangun rumah kalau ‘gosong’ mau abisin duit berapa?

apakah anda mau duit ratusan juta terpakai cuma untuk pasrah mendapatkan rumah yang rasanya keasinan?

 

untuk konsultasi mengenai pembangunan, renovasi rumah, interior dan furniture hubungi kami di

wa : http://wa.me/6289677302811

Cara Ngitung Estimasi Biaya Bangunan

Kalau mau bangun rumah cara ngitungnya ada tiga level

  • Level 1 = Kasar

Pake rumus ajaib :

Namanya juga rumus ajaib, rumus ini dibuat untuk perhitungan kasaran doang. Jadi jangan pernah nanya:

– Kalau gak di cat jadinya berapa?

– kalau tingkat jadinya berapa?

– kalau fasad minimal berapa?

kenapa demikian? karena hal seperti ini gak bisa di jawab dilevel ini. kalau mau dijawab kita seharusnya pakai level berikutnya.

  • Level 2 = Detail

Ada berapa jalur pilihan:

Nah kalau dihitung di level ini estimasi kita tuh sifatnya cuma owner estimasi bukan harga deal atau final. Jadi jangan pernah nanya :

– Harganya bisa turun nggak?

– Dapat garansi atau nggak?

– Udah all in semua belum?

Fungsi estimasi itu perkiraan. bukan buat dinego atau ditawar. kalau mau nawar ada di level selanjutnya.

  • Level 3 = Pasti

Disini caranya sesimpel dateng ke kontraktor. minta penawaran.

Hal yang harus disiapkan:

– Brief dan data proyek

– Gambar dan rancangan

– List pekerjaan/RAB kosong

Kalau udah di level ini, berarti harga ini sifatnya udah final. Silahkan nawar di level ini, karena ini udah dealing price.

Boleh gak sih ?

Boleh dong, kan sebenarnya yang penting itu dealing price-nya. bisa gak kalau kita ngeskip level 1-2, langsung ke level 3 aja?

Jawabannya boleh banget.

Hal yang perlu diingat kontraktor itu ibarat apotek, kalau obatnya simpel, datang ke apotek cuma modal lisan aja tetep bisa dilayanin. tapi kalau beli obat custom, pasti mereka bakal nanya ke kita mana resep dokternya?.

Nah rumah juga sama, kalau cuma ngecat, ganti ubin, atau reparasi kecil-kecil, itu gak usah pake gambar pun pasti kontraktor dan tukang langsung bisa ngasih harga. Tapi kalau bangun rumah full, mereka pasti bakal nanya, gambarnya mana,lingkup kerjanya apa, datanya mana. kalau datanya gak cukup, harga rumahnya ya gak bisa dihitung.

Kalau mau konsultasi tentang pembangunan atau renovasi rumah bisa hubungi kami di:

Wa: https://wa.me/6289677302811
ig: https://www.instagram.com/interior_palembangbbpro/?hl=id

Interior Furniture Palembang

Interior Dapur

kitchen set

Buat kalian yang ingin memiliki interior ruangan yang rapi, nyaman dan juga modern kami bisa membantu mengatasi permasalahan anda…

bosan dengan interior dapur gitu-gitu aja,,?

pengen memiliki dapur impian,,?

pengen memiliki dapur yang rapi dan nyaman,,?

pengen punya penataan dapur terlihat rapi,,?

Bangun Berkah Properti siap mewujudkan impian anda, Kami memiliki team yang berpengalaman dan terpercaya,,

ingin konsultasi atau tanya tanya mengenai harga dan juga desain langsung aja hubungi kami

wa: https://wa.me/6289677302811

IG 1 : https://www.instagram.com/interior_palembangbbpro/?hl=id

IG 2 : https://www.instagram.com/bbp.syariah/?hl=id