Desain dapur itu intinya MOTION SAVING
Sebagai tempat kerja, dapur harus meminimalisir gerakan sia-sia.
Misal, urutan masak tuh biasanya :
1. Bahan-bahan diambil dulu
2. Bahan di gelar di atas meja
3. Yang perlu dicuci, dicuci
4. Kerja, Ngiris, Ngupas DSB
5. Masak, misal goreng dsb
6. Terakhir cuci piring dsb
Nah yang kita hindarin
jangan sampe kerja kita tuh Kebanyakan bolak – baliknya, Makin jauh jarak yang kita tempuh, berarti semakin jelek.
Seharusnya Tuh
dapur itu sebaiknya mengikuti urutan kerja standard kita. kalo sampe bolak balik, pastikan itu terjadi karena menu yang dimasak gak standard. Bukan karena salah desain.
Jarak Juga Penting
kalo dapurnya kepanjangan, geser – geser mulu juga capek. Dari pada dibikin panjang, dibikin L atau U lebih bagus biar kita gausah banyak geser. Tinggal puter-puterin badan aja.
Hati- hati Sama Ruang Gerak
meja yang saling berhadapan harus punya jarak yang aman. Antara kulkas, bak cuci, dan kompor sebaiknya gak terhalang.
Tentang Tinggi
meja dapur yang nyaman itu posisinya sedikit dibawah sikut.
Berapa Persisnya?
dari data antropometri, tinggi sikut di indonesia itu rata-rata pria 106,01 dan wanita 98,58. Jadi Kitchen set yang masuk akal itu tingginya berkisar antara 85-95 cm.
Nah untuk kabinet yang diatas meja
itu aturan umumnya adalah :
1. Kalo mau ada cooker hood, posisinya jangan ketinggian. (Biasanya sekitar 60-90 cm)
2. Kabinet yang dekat kepala jangan sampe bikin kejedot. (Lebarnya cukup 30-35 cm)
3. Benda yang sering dipake harus bisa dijangkau tangan. (Biasanya tinggi 190-210 cm)
Tinggi totalnya bebas. mau sampe plafon, mau sedikit saja. Gak ada ketentuan.
Kalo udah tau prinsip umumnya
Dapur ini sebenarnya gabisa disamakan antara dapurnya satu orang dengan yang lain. Ada yang jarang masak, ada yang doyan masak, ada yang masaknya sendiri, ada yang sering bareng-bareng.
Nah maka dari itu
ketika kita merancang, dapur ini harus diusahakan untuk dirancang secara spesifik. Jangan cuma nurut Standard.