Jasa Renovasi dan Bangun Rumah
Alat uji yang bisa digunakan bisa berupa air atau kelereng dengan cara digulirkan untuk melihat kemana arah kelereng atau air menuju.
Hal ini kita lakukan saat setelah kemiringan lantai kamar mandi diatur.
Indikator yang ingin dicapai adalah air atau kelereng menuju ke tempat keluarnya air, dan kegagalannya adalah air atau kelereng tidak bergerak atau menuju ke arah lain.
Pengujian ini tidak hanya dilakukan di kamar mandi, namun di semua tempat yang memerlukan air mengalir.
Cara menguji tegak dan level bangunan adalah dengan menggunakan bandul atau lot dan selang transparan yang terisi air.
Cara mengujinya adalah vertikal dengan bandul, sedangkan horizontal dengan selang air.
Ada banyak waktu kapan harus dilakukan pengujian ini, salah satunya misalnya saat menguji opening jendela, dinding, kolom dan sebagainya.
Apabila berhasil, maka semua sudut sejajar dengan tali atau air. Apabila gagal, maka ada sudut yang tidak sejajar atau selisih.
Alat yang digunakan dalam pengujian kali ini tentu saja adalah air, yang akan kita gunakan untuk merendam area yang ingin kita tes.
Area yang ingin kita coba adalah dak serta kamar mandi lantai atas untuk melihat apakah ada bagian yang bocor atau rembes.
Indikator kegagalannya adalah apabila air yang merembes ke bawah. Pengujian ini baiknya dilakukan sebelum pengerjaan lantai selesai agar tidak perlu membongkar ulang.
Apabila kita menguji tanpa teknik, maka standar variabelnya sering hanya berdasarkan feeling yang tidak bisa divalidasi.
Hal ini rawan menimbulkan perdebatan dengan pihak pengembang karena kita tidak bisa menunjukkan bukti terhadap kecurigaan kita.
Ada beberapa hal yang patut diuji dalam kualitas bangunan, diantaranya yaitu uji lurus dan siku, tegak dan level, rendam, miring, tekan pipa, dan listrik.
Untuk menguji lurus dan siku kita menggunakan alat meteran dengan cara mengukur panjang ruang di minimal dua titik.
Kegiatan pengukuran ini kita lakukan setelah dilakukan plester dinding dan yang dicari adalah keselarasan ukuran, tidak miring atau berbeda antara siku satu dan siku lain.
Tujuan pengukuran ini adalah memastikan panjang antar titik seimbang tidak lebih panjang satu dibanding titik lain.
Aturan umumnya adalah apabila ada cooker hood maka posisinya jangan terlalu tinggi, cukup berkisar antara 60 – 90 cm.
Untuk kabinet yang dekat kepala, jangan sampai saat dibuka mengenai kepala kita. Maka kelebaran standarnya adalah cukup 30 – 35 cm.
Lalu, benda yang sering digunakan harus mudah dijangkau dengan tangan. Maka ketinggiannya sekitar 190 – 210cm.cm.
Pada dasarnya, komponen listrik di rumah itu hanya ada empat yaitu saklar & lampu, stop kontak, pembagian grup dan pemilihan kabel.
Untuk posisi saklar, prinsipnya hanya satu yaitu mudah dilihat dan diakses. Ketinggian idealnya setinggi mata, sekitar 120 – 150 cm dari lantai.
Untuk stop kontak, prinsipnya menyesuaikan dengan dimana saja ada alat – alat elektronik.
Lalu grouping, atau pembagian beban listrik lalu ditotalkan agar bisa terbayang harus memasang listrik dengan kapasitas daya berapa besar.
Terakhir, pemilihan kabel baik dari jenis maupun ukuran. Untuk jawaban pasti terkait jenis mana yang paling cocok, disarankan berkonsultasi dengan kontraktor profesional seperti misalnya Bangun Berkah Properti Palembang.embang.
Pada dasarnya, prinsip inti dari perancangan dapur adalah motion saving atau meminimalisasi gerakan yang sia – sia.
Apabila urutan memasak adalah mengambil bahan, menggelar bahan di atas meja, mencuci, mengiris, memasak dan mencuci piring maka baiknya posisi tempat kerjanya berurutan bukan membuat kita harus bolak – balik.
Selain itu, jarak usahakan jangan terlalu jauh. Untuk menghemat jarak, rancang dapur dalam bentuk huruf U atau L saja.a.
Mengatur tinggi posisi meja dapur perlu dilakukan agar kegiatan memasak bisa berlangsung nyaman.
Untuk meja dapur, aturan yang paling pas adalah sedikit di bawah sikut.
Apabila terlalu rendah, akan membuat leher kita pegal karena harus sering membungkuk.
Sedangkan apabila terlalu tinggi, akan membuat pinggang kita yang pegal karena harus mengangkat tangan tinggi saat memotong bahan masakan.
Dari data antropometri, tinggi sikut rata – rata di Indonesia itu pria 106,01 dan wanita 98,58 cm.
Jadi kitchen set yang pas itu tingginya berkisar antara 85 – 95 cm.
Ukuran tangga yang baik dan sesuai standar adalah lebar pijakan sebesar 30 – 35 cm dan tinggi anak tangga sebesar 15 – 18 cm.
Selain itu, harus diperhatikan tinggi harus konsisten antar anak tangga, tidak boleh berbeda satu dan yang lain karena akan berbahaya.
Apabila anak tangga banyak, disarankan setiap 12 – 15 anak tangga disediakan bordes atau tempat istirahat.