Kalau keluarga diibaratkan sebagai kopi, maka rumah bisa diibaratkan sebagai cangkir.
Kalau kopinya enak mau gimanain juga tetap aja rasanya bakal enak. Entah nanti bakal di taro di cangkir mahal, di cangkir murah, bahkan pake gelas warung. pasti tetap enak. Tapi sebaliknya, kalau kopinya kecut, sangit, ampasnya jijik pula. ini mau diletakin di cangkir emas sekalipun tetap aja gak bakalan bisa diminum. cangkir gak bisa mengubah takdir dari kopi yang ga enak.
Cangkir itu cuma wadah dia gak bisa bikin kopi yang kecut jadi enak ataupun sebaliknya. justru, cangkir ini tugasnya adalah menyampaikan rasa kopi tadi dengan experience minum yang sebaik mungkin.
Bayangin aja ada kopi harganya seratus ribu, dijualnya di hotel, tapi pakenya cangkir badut. Udah alay, pas ditaro gak stabil. eh waktu diangkat ternyata gagangnya reyot dan goyang-goyang. tentu experience macem ini gak ideal untuk minum kopi semahal ini.
Rumah juga sama ketika keluarganya akur dan dekta, maka kaya apapun gak akan mengubah keluarga ini. mereka akan tetap akrab, tetap sayang, tetap saling mencintai satu sama lain. Cuma bedanya kalau desain rumah kita ini biadab, kedekatan tadi jadi lebih sulit untk dinikmati. Mau ngumpul aja ngga ada tempatnya. Mau manggilin yang diatas gak kedengeran. Mau naik tangganya curam. tentu ini bukan experience yang ideal untuk menikmati betapa dektnya keluarga.
- Kopi dan keluarga adalah konten
- Cangkir dan rumah adalah kontainer
Meski rasa ditentukan konten, tetap aja ga bisa kita nikmati kalau kontainer penadahnya amburadul.